Powered By Blogger

Jumat, 13 Maret 2009

Hati tak Berjudul

Sesak nafasku melihat kau jalan dengannya,

Hancur hatiku mendengar kau berkata,”Aku mencintainya”.

Kurelakan kau pergi dengan senyuman,

semoga engkau bahagia bersamanya.

Kau kan slalu dihatiku,,Sayangku.

Sekarang aku sendiri, tapi aku tak mau berhenti sampai disini.

Hidupku masih berarti, kan kugunakan slalu untuk melayani.

Selamat jalan kekasihku,,Selamat jalan pujaan hatiku…

“Aku kan slalu mencintaimu”.

Kata-kata terakhirmu yang slalu terngiang di telingaku.

Lemas tubuhku dan menjerit hatiku.

Saat kau hembuskan nafas terakhirmu dihadapanku.

Ku tahu pasti akan terjadi, tapi tetap tak bisa kutahan rasa pedih ini.

Walaupun kita tak kan bias nersama lagi,

Hatiku dan hatimi, tetap Bersatu…

Aku Sayang Kamu…

Kini aku menemukan tambatan baru,

Mungkin tak sesempurna dirimu,

Tapi tak ada yang sempurna di dunia ini,

Dia slalu mengisi hari-hariku dengan tawa,

Dia ganti sedihku dengan suka,

Dan satu yang pasti,

Dia isi hatiku dengan cinta,

Aku berdoa…

Semoga kau tersenyum lega disana,

Karna, aku tak kan melupakanmu,

Pada detik ini sampai selamanya.***

“Menghadapi Goliat”


Ingatkah kalian pada pertarungan yang terjadi antara Daud dengan sang raksasa-Goliat? Kita pasti akan teringat pada keberanian dan kemampuan yang dimiliki Daud. Dia mengarahkan batu dengan ketepatan yang mematikan. Daud kemudian mempersembahkan kemenangan itu bagi Allah. Daud berkata kepada Saul, bahwa Allahlah yang telah melepaskan dia dari cakar singa dan beruang, dan Allah jugalah yang akan melepaskan dia dari tangan Goliat (1 Samuel 17:27).
Dalam 2 Tawarikh 20:15, Tuhan (melalui Yahaziel) berbicara kepada penduduk Yehuda dan Yerusalem dan kepada Yosafat: “bukan kamu yang akan berperang, melainkan Allah”. Kebenaran serupalah yang menopang Daud ketika bangsa Israel menghadapi ancaman Goliat dan bangsa Filistin.

Lalu Goliat seperti apa yang kamu hadapi? Mungkin kamu menghadapi kematian seseorang yang kamu kasihi, dosa pribadi, masalah pekerjaan maupun pendidikan, masalah keuangan, luka yang dialami pada masa kanak-kanak, atau beban lain yang tampak bagaikan raksasa di hadapan kamu. Seperti juga umat Allah dalam kisah-kisah Alkitab, kita bisa saja menjadi takut dan cemas akan masalah yang beragam. Namun, yang pasti bukan kita yang akan berperang, melainkan Allah.

Janganlah kamu takut dan terkejut karena lascar yang besar ini, sebab bukan kamu yang akan berperang melainkan Allah.

“Tuhanlah Perlindunganku”

Pernah terjadi badai besar di pelabuhan Kandala - pesisir barat India. Ribuan orang meninggal. Banyak yang kehilangan orang yang dikasihinya, dan selebihnya kehilangan tempat tinggal mereka.

Sebuah keluarga Kristen yang sangat miskin bekerja sebagai buruh di pelabuhan tersebut. Mereka tinggal di sebuah gubuk kecil, tetapi berkat anugerah Tuhan, seluruh anggota keluarga mereka selamat. Walaupun mereka harus kehilangan segalanya, Tuhan menunjukan kepada mereka, bahwa napas hidup mereka jauh lebih berharga dibandingkan seluruh harta milik mereka. Mereka melewati masa-masa sulit, namun Allah beserta dengan mereka, dan tidak pernah meninggalkan mereka.

Ketika kita melalui masa-masa sulit, situasi dan masalah yang datang dapat saja beraneka ragam. Budaya dan gaya hidup kita berbeda-beda; kita tinggal di belahan dunia yang berbeda. Walau demikian, kita memiliki Allah yang sama, Allah atas segala suku bangsa. Alkitab mengingatkan kita, bahwa Allah adalah perlindungan dan sumber kekuatan kita, bahwa apa pun masalah yang datang dalam kehidupan kita, Allah beserta dengan kita.

Kamis, 05 Maret 2009

“Hidup dari Pusat”

       Angin Puyuh. Selain keganasannya, angin puyuh selalu mempesona bagiku. Pada pusat putarannya terdapat sebuah ruang hampa yang hening dan tenang. Keberadaan pusat inilah yang membedakan angin puyuh dengan angin lain yang bertiup secara acak. Pusat ini sekaligus membantu meningkatkan dan mengatur kekuatan angin.
          A Tastement of Devotion-Thomas Kelly, mengatakan bahwa “jauh di dalam diri kita terdapat sebuah bait kudus yang menakjubkan bagi jiwa, sebuah pusat Ilahi, sebuah suara yang berbicara”. Pusat ini memanggil kita kembali padanya saat kita menemukan kembali keberadaan kita dalam Allah. Ketika kita memberi diri pada “panggilan-panggilan tersebut” dan bertekad untuk menyerahkan diri kita pada “Terang yang ada di dalam”, kehidupan kita yang sesungguhnya baru dimulai.
        Pusat Ilahi merupakan rahasia kehidupan kudus Yesus dan kekuatan yang mengubah. Temukan rahasia ini dalam dirimu. Sediakan waktu untuk membaca Alkitab maupun buku-buku rohani. Berhentilah beberapa saat, beri tempat bagi Allah dalam keheningan di hatimu; dengarkan undangan yang berasal dari dalam; percayakan hidupmu dalam pimpinan Allah; biarkan saat bersama Allah membawa damai bagi jiwamu dan mempertajam kehidupanmu di dunia.