Powered By Blogger

Minggu, 23 Januari 2011

Seluk Beluk Entrepreneurship

Selamat bergabung di klub entrepreneurship.

Di Amerika Serikat dalam setiap sebelas detik lahir seorang entrepreneur baru berikut dengan perusahaannya. Data menunjukkan satu dari 12 orang Amerika terlibat langsung dalam kegiatan entrepreneur. Dengan segenap kekuatan yang dimilikinya entrepeneur telah melahirkan produk dan jasa yang ionovatif, menciptakan lapangan pekerjaan baru, membuka peluang ekspor, dan tentunya semakin mengukuhkan posisi ekspor dan tentunya semakin mengukurkan posisi Amerika dalam kancah perekonomian dunia.


Masa depan bisnis entrepreneur digambarkan akan terus cemerlang. Fenomena yang juga menarik untuk dicermati adalah kecenderungan perusahaan raksasa di Amerika, untuk terus merampingkan perusahaan mereka. Kenyataan ini juga ikut memicu tumbuhnya entrepreneur baru, entrepreneur yang kaya akan pengalaman bisnism dan masih berada dalam usia produktif. Fenomena downsizing ternyata juga menyebabkan berubahnya pandangan Generesi X (mereka yang dilahirkan antara tahun 1965 – 1980-red) tentang entrepenuer, mereka tidak lagi melihat entrepneur sebagai jalur karir yang penuh risiko, namun mereka lebih melihat entrepeneur sebagai sebuah cara untuk menciptakan usaha yang “aman” dan tentu saja untuk menjadi bagian dari kesuksesan ala “American Dream”.

25 tahun yang lalu memang masih kondusif untuk menciptakan usaha dengan skala yang besar, dengan dukungan jajaran karyawan dalam jumlah yang massive. Namun sekarang kenyataan berkata lain, saat ini dibutuhkan perusahaan yang mampu menyikapi perubahan dengan cepat, cekatan, dan cerdas, dan ketiga hal ini akan lebih mudah diwujudkan oleh perusahaan yang tidak terlalu besar. Perusahaan yang dirintis oleh para entrepreneur termasuk perusahaan seperti ini, sehingga mereka dapat dengan mudah masuk ke dalam berbagai segmen pasar, mereka dapat dengan cepat mencium dan mewujudkan kesempatan menjadi keuntungan, mereka dapat memanfaatkan teknoligi dengan baik, dan mereka dapat menciptakan produk atau jasa hanya dalam hitungan minggu atau bulan saja. Bandingkan dengan perusahaan besar yang kadang membutuhkan waktu hingga bertahun-tahun untuk dapat mewujudkan gagasan yang sama. ‘Howard Stevenson, Profesor Entrepeneur dari Harvard University mengatakan, ”Why is it so easy (for small companies) to compete against giant corporation? Because while they (giant corporation) are studying the consequences, (entrepreneur) are changing the world”

Namun demikian keputusan untuk melangkah ke dalam dunia entrepeneur adalah keputusan untum memasuki dunia yang penuh keterkejutan, dunia yang sangat menakukan, dunia yang penuh tantangan, atau dunia yang sarat akan risiko.
Dengan kata lain, membuka bisnis baru sama sekali tidak mudah, namun ganjaran yang ditawarkannya memang sepadan, baik secara financial maupun psikologis. Bahkan seorang penulis pernah mengatakan, “memasuki dunia entrepenuer ibarat memasuki dunia yang tidak memiliki jaring pengaman, menegangkan sekaligus berbahaya.”

Berbagai pertanyaan kemudian mengemuka, siapakah mereka yang menyebutkan diri mereka entrepreneur?, apa yang membuat mereka bekerja demikian keras, walaupun tidak pernah ada yang menjamin hal itu akan membuahkan kesuksesan?, kekuatan apa yang membuat mereka berani mengambil risiko yang sangat besar, dan berkorban banyak hal demi mencapai sebuah idealisme?


Binatang apakah Entrepreneur itu?

Entrepreneur adalah mereka yang mampu menciptakan bisnis baru, dan mereka biasanya langsung berhadapan dengan risiko dan ketidakpastian dalam mencapai kesuksesan. Entrepeneur adalah mereka yang mampu mengidentifikasi berbagai kesempatan, dan mencurahkan seluruh sumber daya yang mereka miliki, untuk mengubah kesempatan itu menjadi sesuatu yang menguntungkan. Banyak orang yang datang dengan ide bisnis yang sangay menakjubkan, namun sedikit sekali dari mereka yang berupaya menwujudkannya menjadi kenyataan, entrepreneur adalah mereka yang berani mewujudkan ide menjadi kenyataan. Para peneliti selang satu dekade terakhir berupaya merumuskan gambaran kepribadian seorang entrepreneur. Berikut adalah uraiannya :

1. Desire for responsibility.
Setiap entrepreneur biasanya memiliki rasa tanggung jawab yang besar, terlebih kepada usaha yang baru dirintisnya.

2. Preference for moderate risk
Entrepreneur bukanlah seseorang yangsecara serampangan mengambil risiko, namun lebih sebagai seseorang yang sangat memperhitungkan risiko. Mereka jarang sekali bersikap untung-untungan. Target yang mereka ingin capai seringkali tinggi, bahkan untuk beberapa orang target tersebut dirasakan tidak mungkin diwujudkan, namun sekali lahi seorang entrepreneur adalah mereka yang mampu melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda, dan mereka yakin bahwa target tersebut sangat realistik dan dapat diwujudkan. Entrepreneur biasanya melihat peluang bisnis, yang biasanya merupakan perpaduan dari pengetahuan, latar belakang, dan pengalaman mereka, dan ketiga hal ini semakin mempertinggi peluang mereka untuk mencapai kesuksesan.

3. Confidence in their ability to succeed.
Entrepreneur seringkali memiliki rasa percaya diri yang melimpah. Mereka berusaha untuk senantiasa optimis dalam menyikapi peluang mereka dalam menggapai sukses. Sebauh studi yang digelar oleh National Federation of Independent Business (NFIB) mengemukakan seperti entrepreneur merasa memiliki peluang sukses sebesar 100%. Angka optimisme yang tinggi ini meyakinkan kita, mengapa seringkali kita melihat para entrepreneur yang sukses terlebih dahulu mengalami berbagai kegagalan, hingga akhirnya mereka berhasil menggapai kesuksessan.

4. Desire for immediate feedback
Entrepreneur menikmati tantangan ketika membangun bisnis, dan mereka sangat ingin mengetahui bagaimana tanggapan orang lain tentang cara yang mereka sedang jalankan, dan untuk itu mereka senang sekali jika mendapat masukkan dari orang lain.

5. High level of energy.
Entrepreneur terkesan memiliki energi yang lebih besar dibandingkan dengan orang kebanyakan. Energi ini menjadi faktor yang sangay krusial, terlebih ketika sebuah bisnis baru dijalankan, karena jam kerja yang tak mengenal waktu dan kerja keras telah menjadi sebuah peraturan yang harus dijalankan, ketimbang sebagai sebuah pengecualian.

6. Future orientation
Entrepreneur diberkahi kemampuan yang baik dalam melihat sebuah peluang. Ketika melihat ke depan, mereka tidak begitu peduli dengan apa yang telah mereka lakukan di masa lalu, dan mereka lebih peduli untuk memikirkan apa yang hendak mereka lakukan esok hari. Entrepreneur melihat sebuah potensi, ketika orang lain melihatnya sebagai masalah semata, kenyataan inilah yang seringkali membuat orang awam melihatnya sebagai ide yang terkesan “main-main”. Ketika para ‘manajer tradisional’ hanya berkonsentrasi untuk memanajemeni sumber daya yang tersedia, entrepreneur lebih tertarik untuk mencari peluang dan membuatnya menjadi keuntungan.

7. Skill at organizing.
Membangun sebuah bisnis dari awal, memang layaknya menyusun puzle raksasa secara bersama-sama. Entrepreneur yang baik pandai menempatkan orang yang tepat pada bidang pekerjaan yang sesuai, memudahkan para entrepreneur mewujudkan impiannya menjadi kenyataan.

8. Value of achievement over money.
Ada yang mengatakan entrepreneur dalam menjalankan bisnisnya semata didorong oleh keinginan mereka, untuk menghasilkan keuntungan sebanyak-sebanyaknya, ini adalah pandangan yang keliru tentang entrepreneur, padahal yang menjadi kekuatan utama mereka dalam menjalankan bisnisnya adalah sebuah pencapaian kesuksesan, dan uang hanyalah sebuah simbol untuk menandakan sebuah pencapaian telah berhasil dicapai atau belum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan Pendapatmu...