Secara langsung maupun tidak langsung, angin dan awan di permukaan bumi terkait dengan matahari. Panas dari matahari memproduksi perbedaan temperatur, yang mengarahkan pada perbedaan temperatur. Dan angin selalu bergerak dari tekanan tinggi ke rendah.
Laut menjadi tempat penyimpanan panas matahari, dan arus laut global menggerakkan energi yang tersimpan tersebut, menyebabkan adanya iklim global, dari angin sepoi-sepoi sampai adanya badai lautan. La-nina, el-nino, merupakan salah satu fenomena musiman, yang selalu terjadi setiap tahun, seiring dengan perubahan bumi mengelilingi matahari. Demikian juga dengan interaksi harian antara udara tropis yang hangat-lembab dan udara dingin arktik yang menyebabkan adanya tornado di selatan dan barat-tengah amerika, dan kadang-kadang mengarah ke timur laut. Pergeseran kutub bumi dalam mengelilingi matahari juga merupakan penyebab terjadinya musim.
Studi mendalam juga dilakukan untuk menunjukkan adanya hubungan antara siklus matahari dengan tingkat terjadinya awan. Seperti juga yang telah dilakukan LAPAN, mengenai tingkat terjadinya awan dengan silus 11-tahunan matahari.
Studi mengenai perubahan kecerlangan matahari, memunculkan dugaan adanya kaitan dengan pemanasan global. Meskipun masih lebih dipercaya bahwa pemanasan global lebih disebabkan karena peningkatan kadar karbon dioksida di bumi, tetapi tidak tertutup kemungkinan bahwa matahari-pun memberikan sumbangan pada pemanasan global. Ketika siklus matahari menuju maksimum, matahari menjadi lebih cerlang, terdapat banyak bukti yang mendukung hubungan antara kecerlangan dan tingkat ‘kehangatan’ global. Hubungan ini tidak hanya untuk siklus 11-tahun-an, tetap untuk periode yang lebih panjang dari aktivitas tinggi dan rendah matahari.
Studi cincin pohon dan es glasial masa lalu menjadi petunjuk temperatur global masa lalu, dan dicoba dicari kaitannya dengan siklus matahari dimasa lalu. Terutama, (kembali) pada jaman es kecil, menjadi petunjuk yang sangat berharga mengenai kaitan tersebut. Aktivitas matahari ternyata cukup tinggi sebelum abad ke-13. Meskipun masih menjadi perdebatan mengenai total keluaran matahari apakah cukup untuk mempengaruhi secara kuat iklim di bumi, tetapi tidak dapat disangkal hubungan tersebut memang ada.
Semburan angin matahari dalam bentuk radiasi, berarti juga adanya semburan proton. Ketika terjadi badai, proton membombardir atmosfer atas, memecah molekul gas seperti nitrogen dan uap air. Ketika terbebaskan, atom-atom tersebut bereaksi dengan molekul ozon dan memecah-nya menjadi unsur yang berbeda. Studi menggunakan satelit menunjukkan bahwa efek tersebut memang terjadi, meskipun kecil tetapi terukur. Dengan demikian, matahari memberikan pengaruh pada perubahan lubang ozon di atmosfer bumi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berikan Pendapatmu...